Sabtu, 25 November 2023

APA ITU BID'AH ?

Mengenal seluk beluk bid'ah[1]

Saudaraku yang semoga kita selalu mendapatkan petunjuk dari Allah Shubhanahu wata'ala

seringkali kita mendengar kata bid’ah, baik dalam ceramah maupun dalam untaian hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun, tidak sedikit di antara kita belum memahami dengan jelas apa yang dimaksud dengan bid’ah. Sehingga sering salah memahami hal ini. Bahkan perkara yang sebenarnya bukan bid’ah, kadang dinyatakan bid’ah atau sebaliknya.

Saudaraku, perlu kita ketahui bersama bahwa berdasarkan kesepakatan kaum muslimin, agama Islam ini, telah sempurna sehingga tidak perlu adanya penambahan atau pengurangan dari ajaran Islam yang telah ada. 

Marilah kita renungkan hal ini pada firman Allah Ta’ala, 

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” 

(QS. Al Ma’idah [5] : 3)

Seorang ahli tafsir terkemuka –Ibnu Katsir rahimahullah– berkata tentang ayat ini, 

“Inilah  nikmat  Allah ‘azza wa jalla yang terbesar bagi umat ini. Di mana Allah telah menyempurnakan agama mereka, sehingga  mereka pun tidak lagi membutuhkan agama lain selain agama ini, juga tidak membutuhkan nabi lain selain nabi mereka Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, Allah menjadikan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai penutup para nabi, dan mengutusnya kepada kalangan jin dan manusia. 

Maka perkara yang halal, adalah yang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam halalkan, dan perkara yang haram, adalah yang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam haramkan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak.” (HR. Bukhari no. 20 dan Muslim no. 1718).

Dalam sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam ‘yang bukan ajaran kami’ mengisyaratkan bahwa setiap amal yang dilakukan hendaknya berada dalam koridor syari’at. 

Oleh karena itu, syari’atlah yang nantinya menjadi hakim, bagi setiap amalan apakah amalan tersebut diperintahkan atau dilarang. Jadi, apabila seseorang melakukan suatu amalan yang masih berada dalam koridor syari’at dan mencocokinya, amalan tersebutlah yang diterima. Sebaliknya, apabila seseorang melakukan suatu amalan keluar dari ketentuan syari’at, maka amalan tersebut tertolak. (Jami’ul Ulum wal Hikam,  hal. 77-78)

Jadi, ingatlah wahai saudaraku. Sebuah amalan dapat diterima, jika memenuhi dua syarat ini yaitu harus ikhlas dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. 

Jika salah satu dari dua syarat ini tidak ada, maka amalan tersebut tertolak.

Suatu jalan dalam agama yang dibuat-buat (tanpa ada dalil, pen) dan menyerupai syari’at (ajaran Islam), yang dimaksudkan ketika melakukan (adat tersebut) adalah sebagaimana niat ketika menjalani syari’at (yaitu untuk mendekatkan diri pada Allah). (Al I’tishom, 1/26, Asy Syamilah). 

Ringkasnya pengertian bid’ah secara istilah adalah suatu hal yang baru dalam masalah agama setelah agama tersebut sempurna

(Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Al Fairuz Abadiy dalam Basho’iru Dzawit Tamyiz, 2/231, yang dinukil dari Ilmu Ushul Bida’, hal. 26, Dar Ar Royah).

Sumber Rujukkan

[1] https://muslim.or.id/388-mengenal-seluk-beluk-bidah-1.html 



BODOH DAN DZALIMNYA AKU

 Saudaraku....dimanapun engkau berada, dan siapun anda yang semoga diberi perlindungan oleh Allah shubhanahu wa ta'ala.  Berbuat kebodoh...