Rabu, 01 Mei 2024

BODOH DAN DZALIMNYA AKU

 Saudaraku....dimanapun engkau berada, dan siapun anda yang semoga diberi perlindungan oleh Allah shubhanahu wa ta'ala. 

Berbuat kebodohan, tentu pernah kita lakukan. Maka kala itu kita lakukan, akan terjadi kedzaliman baik pada diri sendiri atau pada orang lain.  Hal inilah yang ingin kita bahas pada tulisan dan link video singkat yang tertaut padanya. agar kita bisa dan benar benar terhindar dari perbuatan tersebut, jangan kembali berulang dan berulang pada diri dan hati kita. Semoga bermanfaat.

-----------------------------------------------------------

Pertarungan jiwa antara "Merasa pintar vs merasa bodoh" semestinya menjadi pertimbangan ketika kita Menggajak orang lain berbuat baik, tapi diri sendiri meninggalkan, tentu hal ini sangat tidak benar, maka ketahuilah cara ampuh meninggalkan kemaksiatan, cara dan manfaat muhasabah diri. Ketahuilah bahwa luasnya kesempatan taubat, dan pedoman hidup kita, al-qur’an membersihkan hati. Dalam menjalani kehidupan sehari hari ketahuilah manfaat teman yang sholeh, karena iman itu naik dan turun dan ingatlah wasiat Rasul yang mengharukan

 

Sabtu, 27 April 2024

SIAPA WAHABI ?

 Saudaraku "bersikap objektif, tidak langsung menilai buruk dan berbaik sangka terhadap suatu pernyataan, tentu akan lebih bijak buat kita"

Terkadang apa yang dikatakan, atau apa yang ditulis orang lain, tentang suatu pernyataan atau cerita langsung kita pandang suatu kebenaran tanpa mencari tahu apakah hal tersebut memang suatu kebenaran atau suatu kebohongan.

Kita sering mendengar dari perkataan orang- orang, "orang yang berjenggot, celana cingkrang, tidak tahlilan dan tidak zikir berjemaah selesai shalat, itu dikaitkan dengan aliran atau disebut kelompok Wahabi" tanpa kita ketahui dengan jelas secara ilmiah, apa dan siapa Wahabi?

Saudaraku yang baik, maka terdorong dihati saya untuk menyusun tulisan ini, dengan harapan kita semua berada dalam kebenaran dan tetap menuntut ilmu agama, agar bisa membedakan  dimana yang benar dan mana yang salah. Baiklah, yuk kita simak tulisan berikut, dengan merangkum dan meringkas dari beberapa sumber rujukkan tulisan.


KEADAAN YANG MELATAR BELAKANGI MUNCULNYA TUDUHAN WAHABI [1]

Pertama dan utama sekali kita ucapkan puji syukur kepada Allah subhaanahu wa ta’ala, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita, sehingga pada kesempatan yang sangat berbahagia ini kita dapat berkumpul dalam rangka menambah wawasan keagamaan kita sebagai salah satu bentuk aktivitas ‘ubudiyah kita kepada-Nya. Kemudian salawat beserta salam buat Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang telah bersusah payah memperjuangkan agama yang kita cintai ini, untuk demi tegaknya kalimat tauhid di permukaan bumi ini.

Pada abad (12 H / 17 M) keadaan beragama umat Islam sudah sangat jauh menyimpang dari kemurnian Islam itu sendiri, terutama dalam aspek aqidah, banyak sekali di sana sini praktek-praktek syirik atau bid’ah, para ulama yang ada bukan berarti tidak mengingkari hal tersebut, tapi usaha mereka hanya sebatas lingkungan mereka saja dan tidak berpengaruh secara luas, atau hilang ditelan oleh arus gelombang yang begitu kuat dari pihak yang menentang karena jumlah mereka yang begitu banyak di samping pengaruh kuat dari tokoh-tokoh masyarakat yang mendukung praktek-praktek syirik dan bid’ah tersebut demi kelanggengan pengaruh mereka atau karena mencari kepentingan duniawi di belakang itu, sebagaimana keadaan seperti ini masih kita saksikan di tengah-tengah sebagian umat Islam, barangkali negara kita masih dalam proses ini.

Pada abad (12 H / 17 M) lahirlah seorang pembaharu di negeri Nejd, yaitu: Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Dari Kabilah Bani Tamim. Yang pernah mendapat pujian dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabda beliau: “Bahwa mereka (yaitu Bani Tamim) adalah umatku yang terkuat dalam menentang Dajjal.” (HR. Bukhari no. 2405, Muslim no. 2525)

 

Tepatnya tahun 1115 H di ‘Uyainah di salah satu perkampungan daerah Riyadh. Beliau lahir dalam lingkungan keluarga ulama, kakek dan bapak beliau merupakan ulama yang terkemuka di negeri Nejd, belum berumur sepuluh tahun beliau telah hafal al-Qur’an, ia memulai pertualangan ilmunya dari ayah kandungnya dan pamannya, dengan modal kecerdasan dan ditopang oleh semangat yang tinggi beliau berpetualang ke berbagai daerah tetangga untuk menuntut ilmu seperti daerah Basrah dan Hijaz, sebagaimana lazimnya kebiasaan para ulama dahulu yang mana mereka membekali diri mereka dengan ilmu yang matang sebelum turun ke medan dakwah.

Selain berdakwah, beliau tetap menimba ilmu dari ayah beliau sendiri, setelah ayah beliau meninggal tahun 1153, beliau semakin gencar mendakwahkan tauhid

KEPADA SIAPA TUDUHAN GELAR WAHABI TERSEBUT [1]

 

Karena hari demi hari dakwah Tauhid semakin tersebar mereka para musuh dakwah tidak mampu lagi untuk melawan dengan kekuatan, maka mereka berpindah arah dengan memfitnah dan menyebarkan isu-isu bohong supaya mendapat dukungan dari pihak lain untuk menghambat laju dakwah tauhid tersebut. Diantar fitnah yang tersebar adalah sebutan Wahabi untuk orang yang mengajak kepada Tauhid. Sebagaimana lazimnya setiap penyeru kepada kebenaran pasti akan menghadapi berbagai tantangan dan onak duri dalam menelapaki perjalanan dakwah.

 POKOK-POKOK LANDASAN DAKWAH YANG DICAP SEBAGAI WAHABI [2]

 

Pokok landasan dakwah yang utama sekali beliau tegakkan adalah pemurnian ajaran tauhid dari berbagai campuran syirik dan bid’ah, terutama dalam mengkultuskan para wali, dan kuburan mereka, hal ini akan nampak jelas bagi orang yang membaca kitab-kitab beliau, begitu pula surat-surat beliau (lihat kumpulan surat-surat pribadi beliau dalam kita Majmu’ Muallafaat Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab, jilid 3).

Begitu pula Raja Abdul Aziz dalam sebuah pidato yang beliau sampaikan di kota Makkah di hadapan jamaah haji tgl 11 Mei 1929 M dengan judul “Inilah Aqidah Kami”: “Mereka menamakan kami sebagai orang-orang wahabi, mereka menamakan mazhab kami wahabi, dengan anggapan sebagai mazhab khusus, ini adalah kesalahan yang amat keji, muncul dari isu-isu bohong yang disebarkan oleh orang-orang yang mempunyai tujuan tertentu, dan kami bukanlah pengikut mazhab dan aqidah baru, Muhammad bin Abdul Wahab tidak membawa sesuatu yang baru, aqidah kami adalah aqidah salafus sholeh, yaitu yang terdapat dalam kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya, serta apa yang menjadi pegangan salafus sholeh. Kami memuliakan imam-imam yang empat, kami tidak membeda-bedakan antara imam-imam; Malik, Syafi’i , Ahmad dan Abu Hanifah, seluruh mereka adalah orang-orang yang dihormati dalam pandangan kami, sekalipun kami dalam masalah fikih berpegang dengan mazhab hambaly.” (al Wajiz fi Sirah Malik Abdul Aziz, hal: 216)

BENARKAH WAHABI SESAT ? [3]

Al Lajnah Ad Daimah, Komisi Tetap Urusan Riset dan Fatwa di Saudi Arabia ditanya, “Siapakah wahabiyah?

Jawaban para ulama yang duduk di Al Lajnah Ad Daimah, Wahabiyah adalah kata yang dimunculkan oleh para penentang dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah. Padahal Syaikh rahimahullah berdakwah untuk memurnikan tauhid dari berbagai macam kesyirikan. Beliau ingin menghapus berbagai macam cara beragama di luar yang dituntunkan oleh  Nabi kita Muhammad bin Abdillah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Maksud dari pemunculan nama ini sebenarnya adalah untuk menjauhkan dan menghalangi manusia dari dakwah beliau. Namun usaha semacam ini tidaklah membahayakan dakwah beliau. Bahkan dakwah beliau semakin tersebar di berbagai penjuru dunia dan semakin dicintai.

Di antara mereka yang diberi taufik oleh Allah untuk mengenal dakwah beliau, mereka melakukan penelitian lebih lanjut tentang hakikat dakwah beliau, mereka pun membelanya, karena beliau selalu bersandar pada dalil Al Kitab dan As Sunnah yang shohih pada setiap apa yang beliau sampaikan. Sehingga mereka semakin berpegang teguh dengan dakwahnya, mengikutinya dan mengajak manusia kepada dakwah beliau. Wa lillahil hamd (Segala pujian hanyalah milik Allah).

WAHABISME VERSUS TERORISME  [4]

 

Tersebar isu bahwa aksi teroris dikaitkan dengan kelompok Islam tertentu yang mereka sebut dengan kelompok wahabi. Pengkaitan aksi terorisme dengan kelompok wahabi merupakan bola api liar yang sangat berbahaya dan bisa mengenai siapa saja yang memperjuangkan pemurnian Islam. Sehingga saling lempar tuduhan, bahkan ada yang menyatakan bahwa kelompok teroris adalah mereka yang suka membid’ahkan kelompok lain maka hal ini bisa mengenai organisasi Muhamadiyah, al-Irsyad, Persis atau kelompok mana saja yang memperjuangkan kemurnian ajaran Islam.

Sebenarnya, Wahabi merupakan firqah sempalan Ibadhiyah khawarij yang timbul pada abad kedua hijriyah (jauh sebelum masa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab -ed), yaitu sebutan Wahabi nisbat kepada tokoh sentralnya Abdul Wahab bin Abdurrahman bin Rustum yang wafat tahun 211 H. Wahabi merupakan kelompok yang sangat ekstrim kepada ahli sunnah, sangat membenci syiah dan sangat jauh dari Islam.

Untuk menciptakan permusuhan di tengah Umat Islam, kaum Imperialisme dan kaum munafikun memancing di air keruh dengan menyematkan baju lama (Wahabi) dengan berbagai atribut penyimpangan dan kesesatannya untuk menghantam dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab atau setiap dakwah mana saja yang mengajak untuk memurnikan Islam.

Karena dakwah beliau sanggup merontokkan kebatilan, menghancurkan angan-angan kaum durjana dan melumatkan tahta agen-agen asing, maka dakwah beliau dianggap sebagai penghalang yang mengancam eksistensi mereka di negeri-negeri Islam.

Contohnya Inggris mengulirkan isue wahabi di India, Prancis menggulirkan isu wahabi di Afrika Utara, bahkan Mesir menuduh semua kelompok yang menegakkan dakwah Tauhid dengan sebutan Wahabi, Italia juga mengipaskan tuduhan wahabi di Libia, dan Belanda di Indonesia, bahkan menuduh Imam Bonjol yang mengobarkan perang Padri sebagai kelompok yang beraliran Wahabi. Semua itu, mereka lakukan karena mereka sangat ketakutan terhadap pengaruh murid-murid Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab yang mengobarkan jihad melawan Imperialisme di masing-masing negeri Islam.

Tuduhan buruk yang mereka lancarkan kepada dakwah beliau hanya didasari tiga faktor:

  1. Tuduhan itu berasal dari para tokoh agama yang memutarbalikkan kebenaran, yang hak dikatakan bathil dan sebaliknya, keyakinan mereka bahwa mendirikan bangunan dan masjid di atas kuburan, berdoa dan meminta bantuan kepada mayit dan semisalnya termasuk bagian dari ajaran Islam. Dan barangsiapa yang mengingkarinya dianggap membenci orang-orang shalih dan para wali.
  2. Mereka berasal dari kalangan ilmuwan namun tidak mengetahui secara benar tentang Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dan dakwahnya, bahkan mereka hanya mendengar tentang beliau dari pihak yang sentimen dan tidak senang Islam kembali jaya, sehingga mereka mencela beliau dan dakwahnya sehingga memberinya sebutan Wahabi.
  3. Ada sebagian dari mereka takut kehilangan posisi dan popularitas karena dakwah tauhid masuk wilayah mereka, yang akhirnya menumbangkan proyek raksasa yang mereka bangun siang malam.

Dan barangsiapa ingin mengetahui secara utuh tentang pemikiran dan ajaran Syaikh Muhammad maka hendaklah membaca kitab-kitab beliau seperti;  Kitab TauhidKasyfu as-SyubhatUsul ats-Tsalatsah dan Rasail beliau yang sudah banyak beredar baik berbahasa arab atau Indonesia.


MELURUSKAN TUDUHAN TERHADAP BELIAU [5]

Tuduhan: Bahwa beliau sebagai Khawarij, karena telah memberontak terhadap Daulah ‘Utsmaniyyah. Al-Imam Al-Lakhmi telah berfatwa bahwa Al-Wahhabiyyah adalah salah satu dari kelompok sesat Khawarij ‘Ibadhiyyah, sebagaimana disebutkan dalam kitab Al-Mu’rib Fi Fatawa Ahlil Maghrib, karya Ahmad bin Muhammad Al-Wansyarisi, juz 11.

Bantahan:

Adapun pernyataan bahwa Asy-Syaikh telah memberontak terhadap Daulah Utsmaniyyah, maka ini sangat keliru. Karena Najd kala itu tidak termasuk wilayah teritorial kekuasaan Daulah Utsmaniyyah. Demikian pula sejarah mencatat bahwa kerajaan Dir’iyyah belum pernah melakukan upaya pemberontakan terhadap Daulah ‘Utsmaniyyah. Justru merekalah yang berulang kali diserang oleh pasukan Dinasti Utsmani.

Lebih dari itu Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab mengatakan –dalam kitabnya Al-Ushulus Sittah–: “Prinsip ketiga: Sesungguhnya di antara (faktor penyebab) sempurnanya persatuan umat adalah mendengar lagi taat kepada pemimpin (pemerintah), walaupun pemimpin tersebut seorang budak dari negeri Habasyah.”

Dari sini nampak jelas, bahwa sikap Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab terhadap waliyyul amri (penguasa) sesuai dengan ajaran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan bukan ajaran Khawarij.

Mengenai fatwa Al-Lakhmi, maka yang dia maksudkan adalah Abdul Wahhab bin Abdurrahman bin Rustum dan kelompoknya, bukan Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan para pengikutnya. Hal ini karena tahun wafatnya Al-Lakhmi adalah 478 H, sedangkan Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab wafat pada tahun 1206 H /Juni atau Juli 1792 M. Amatlah janggal bila ada orang yang telah wafat, namun berfatwa tentang seseorang yang hidup berabad-abad setelahnya.  Adapun Abdul Wahhab bin Abdurrahman bin Rustum, maka dia meninggal pada tahun 211 H. Sehingga amatlah tepat bila fatwa Al-Lakhmi tertuju kepadanya.

Berikutnya, Al-Lakhmi merupakan mufti Andalusia dan Afrika Utara, dan fitnah Wahhabiyyah Rustumiyyah ini terjadi di Afrika Utara. Sementara di masa Al-Lakhmi, hubungan antara Najd dengan Andalusia dan Afrika Utara amatlah jauh. Sehingga bukti sejarah ini semakin menguatkan bahwa Wahhabiyyah Khawarij yang diperingatkan Al-Lakhmi adalah Wahhabiyyah Rustumiyyah, bukan Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan para pengikutnya.

Lebih dari itu, sikap Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab terhadap kelompok Khawarij sangatlah tegas. Beliau berkata –dalam suratnya untuk penduduk Qashim–: “Golongan yang selamat itu adalah kelompok pertengahan antara Qadariyyah dan Jabriyyah dalam perkara taqdir, pertengahan antara Murji`ah dan Wa’idiyyah (Khawarij) dalam perkara ancaman Allah Subhanahu wa Ta’ala, pertengahan antara Haruriyyah (Khawarij) dan Mu’tazilah serta antara Murji`ah dan Jahmiyyah dalam perkara iman dan agama, dan pertengahan antara Syi’ah Rafidhah dan Khawarij dalam menyikapi para shahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Lihat Tash-hihu Khatha`in Tarikhi Haula Al-Wahhabiyyah, hal 117). Dan masih banyak lagi pernyataan tegas beliau tentang kelompok sesat Khawarij ini.

-----------------------------

Sumber Rujukkan: 
[1]. https://muslim.or.id/10-apa-itu-wahabi-1.html © 2022

[2]. https://muslim.or.id/11-apa-itu-wahabi-2.html © 2022

[3]. https://rumaysho.com/1421-benarkah-wahabi-sesat.html

[4]. https://muslim.or.id/1276-wahabisme-versus-terorisme.html

[5]. https://almanhaj.or.id/1988-apa-dan-siapakah-wahhabi.html


Note : Terkait bahasan di atas, link video berikut dapat juga menjadi referensi,        silahkan disimak : Stigma wahabiMasalah Wahabi




 

 

Senin, 05 Februari 2024

TETAP TAAT PADA SUAMI, WALAU SERING ADA MASALAH RUMAH TANGGA

     Pembaca yang baik, kali ini admin hadirkan sebuah sajian tanya-jawab permasalahan keluarga yang sering terjadi, termasuk pada keluarga admin sendiri (hehee). sajian Tanya Jawab ini admin dapatkan dari sumber yang admin cantumkan pada referensi yang tertulis pada bagian akhir artikel ini, selanjutnya yuk kita baca dan dipahami.

-----------------------------------

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Afwan Ustadz saya mau Tanya.
Bagaimana jika seorang istri yang sudah tidak memiliki perasaan lagi terhadap suaminya ?
Karenanya sering cekcok dan bagaimana menasehati diri sendiri dan jalan keluarnya?

شكرا

(Disampaikan oleh Fulanah, Sahabat BiAS T09 G-25)


Jawaban :

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْـمِ اللّهِ

Alhamdulillāh
Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du
Ayyuhal akhwat baarakallah fikunna.

Tetap Taat pada Suami Anda, Maka Bagimu Surga

Kebahagian hidup dan berumah tangga terletak pada (nikmat dari Allah, kemudian) genggaman tangan suami Anda. Pandai-pandailah membawa diri, sehingga suami Anda rela membentangkan kedua telapak tangannya, dan memberikan kebahagian berumah tangga kepada Anda.

Percayalah! suami Anda adalah pasangan terbaik untuk Anda.

“Bila seorang istri telah mendirikan shalat lima waktu, berpuasa bulan Ramadan, menjaga kesucian dirinya, dan taat kepada suaminya, niscaya kelak akan dikatakan kepadanya, ‘Silakan engkau masuk ke surga dari pintu mana pun yang engkau suka."
(Hr. Ahmad dan lainnya)

Tidakkah Anda mendambakan termasuk orang-orang mukminah yang mendapatkan kebebasan masuk surga dari pintu yang mana pun ?

Kunci Keberhasilan Rumah Tangga

Boleh jadi selama ini Anda bersama pasangan hidup Anda, terus berusaha mencari pola rumah tangga yang dapat mendatangkan kebahagiaan untuk Anda berdua.

Berhasil menemukannya?
Bila berhasil, maka saya ucapkan selamat berbahagia. Adapun bila belum, maka segera temukan kunci keberhasilan rumah tangga Anda pada firman Allah Ta’ala berikut :

“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi, para suami mempunyai kelebihan satu tingkat daripada istrinya.”
(QS. al-Baqarah: 228)

Hak pasangan Anda setimpal dengan kewajiban yang ia tunaikan kepada Anda. Semakin banyak Anda menuntut hak Anda, maka semakin banyak pula kewajiban taat pada suami yang harus Anda tunaikan untuknya.

Sahabat Abdullah bin ‘Abbas memberikan contoh nyata dari aplikasi ayat ini dalam rumah tangganya. Pada suatu hari, beliau berkata :
“Sesungguhnya, aku senang untuk berdandan demi istriku, sebagaimana aku pun senang bila istriku berdandan demiku, karena Allah Ta’ala telah berfirman : “Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.”Aku pun tidak ingin menuntut seluruh hakku atas istriku, karena Allah juga telah berfirman :''Akan tetapi, para suami mempunyai kelebihan satu tingkat daripada istrinya.’” (HR. Ibnu Abi Syaibah dan ath-Thabari)

Perhatikanlah dan Mari Belajar dari Kisah, Siapa yang lebih Buruk, Suami Anda atau Fir’aun ? 

Namun demikian sejelek apapun Fir’aun ternyata tidak mengahalangi istrinya yaitu Asiyah bin Muzahim menjadi wanita penghuni surga. Bahkan kisah dan ketegaran batinnya diabadikan dalam Al Qur’an : “Dan Allah membuat istri Fir’aun sebagai perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata : “Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim.”( QS. At Tahrim: 11)

Percayalah!
Kalau anda mendambakan kebahagiaan, percayalah bahwa kebahagian itu hanya Allah yang punya, bila anda beriman dengan baik, pasti anda bahagia, sebagaimana Asiyah bin Muzahim bisa tetap berbahagia walau suaminya adalah manusia paling jahat di dunia.

Selama anda mengharapkan kebahagiaan dari suami anda niscaya anda kecewa dan menderita. Namun setiap kali anda fokus menunaikan tugas dan kewajiban anda sebagai istri, sedangkan hak dan kebahagian hidup anda, hanya anda pinta kepada Allah Yang Maha Kuasa, niscaya anda bahagia, siapapun suami anda.

Pahala itu sebanding dengan beratnya ujian

bila anda berkata "Kok bisa ya, wanita sholehah dinikahi lelaki jahat seperti itu"? Ya, untuk membuktikan dan menguji kekuatan iman Asiyah binti Muzahim, karena kalau tanpa ujian, niscaya kesempurnaan iman beliau tidak terbukti. Terlebih bagi saya dan juga anda, sehingga bisa jadi anda akan bertanya : “apa hebatnya dia sehingga kita dianjurkan meneladaninya dan dia dimasukkan ke dalam surga ?”

Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

“Sesungguhnya besarnya pahala itu setimpal dengan besarnya ujian, dan sesungguhnya jika Allah Subhanahu wata’ala mencintai suatu kaum, maka Ia akan mengujinya.

Barang siapa yang ridho dengan ujian itu maka baginya keridhoan Allah, dan barang siapa yang marah/benci kepada ujian tersebut, maka baginya kemurkaan Allah”
(shahih, HR. Tirmizy)

Jadi suamimu seperti itu karena Allah sayang kepadamu, agar engkau bisa berjiwa besar, dan dapat pahala besar. 

Selamat mencoba. Tetaplah taat pada suami , semoga bahagia selalu bersamanya. Wallahu a’lam, Wabillahit taufiq.

---------------------------------------------------------

Referensi : https://bimbinganislam.com/tetap-taat-pada-suami/



Jumat, 19 Januari 2024

Aku Berubah

 Aku berubah...

Saudaraku...bila engkau menilai aku berubah, maka ingin aku jelaskan, kenapa aku berubah. 

Kini aku berjenggot, celanaku diatas mata kaki "cingkrang" (kata orang) dan Aku tidak datangi tahlilan.

Saudaraku, sebelum lebih banyak ku tulis tulisan ini, kita sepakati dahulu, bahwa apapun perbedaan kita, maka kita sepakati, akan kembali kepada Qur'an dan hadits nabi yg shahih sebagai pegangan dan pedoman hidup kita. jika engkau tidak setujui ini, maka silahkan tutup saja dan jangan baca lagi tulisan ini.

Saudaraku, aku berubah berjenggot karena itu Sunnah Rasul, aku cingkrang itu juga Sunnah Rasul, dan aku tidak datangi tahlilan (rangkaian kegiatan mengenang hari hari setelah kematian seseorang) karena tidak ada Sunnah rasul-Nya. 

Lalu, kenapa harus ada Sunnah Rasulnya? Karena Sunnah Rasul artinya perintah nabi, hal hal yg di kerjakan nabi, dan disetujui nabi. Kita juga harus menjauhi larangan Nabi.

Setiap amalan (ibadah Agama) akan tertolak, jika tidak sesuai dengan apa yg diperintahkan Rasulullah, dan dalam masalah dunia boleh dikerjakan, selama tidak ada Larangan nya dari Rasulullah shalallahu alayhi wasallam. 

Kita telah jauh berada dari waktu dan apa yg diajarkan Nabi kita, maka sangat memungkinkan terjadinya penambahan dan perubahan dalam tatanan agama yg diajarkan oleh nabi kita, sehingga terjadi amalan amalan yg tidak diajarkan dalam beribadah. 

Agama telah sempurna, dan Allah Ta'ala yg menyatakan di firman-nya Q.S Al Maidah ayat 3. Nabi kita telah menyelesaikan tugasnya, tidak ada perintah yg dapat memasukkan ke surga dan larangan yg dapat menjauhkan dari neraka, kecuali telah Nabi sampaikan kepada umatnya. Buktinya mulai dari WC hingga di tempat tidur, Nabi kita sampaikan adab adabnya.

Apapun perbedaan diantara kita, tidak akan melupakan bahwa kita bersaudara, perbedaan ini hanya pada pemahaman bahwa selama tidak ada Dalil Qur'an dan hadist shahih tentang suatu amalan itu, dan tidak dilakukan serta disetujui oleh Nabi dan para sahabatnya, maka amalan itu tidak bisa diamalkan.

Tapi jika engkau ingin bertanya "amalan yg kebanyakan dilakukan orang itu kan baik ? " Saudaraku, Baik nya itu menurut siapa, pikiran mereka dan lainnya. Jika tidak menurut Nabi, tidak kah engkau khawatir surga yg engkau idamkan, bukanlah surga menurut yg nabi tunjukkan.

Jumat, 22 Desember 2023

AYO RENUNGKAN

 Bismillah, 

  Assalamu'alaykum wa rahmatullahi wa barakatuh

Saudaraku, mari merenung sejenak berapa usiamu saat ini, telah lebih 40 tahun ? maka renungkan, rahasia dibalik umur 40 tahun , jangan merasa pintar, sudahkah engkau tahu tujuan untuk apa kita hidup? maka perhatikan kualitas amalmu, cara cerdas berbekal untuk perjalanan menuju akhirat, cara cerdas dalam beribadah, dan hal hal tersebut hanya untuk orang cerdas sebagai bekal mereka dalam ber-hijrah, dalam kehidupan didunia terutama untuk kehidupan kekal di akhirat dengan tetap menerapkan 3 cara istiqomah dalam Hijrah

Demikian, (Teks terpaut link ke video youtube silahkan diklik), Semoga bermanfaat, barakallahu fik.

Sabtu, 25 November 2023

APA ITU BID'AH ?

Mengenal seluk beluk bid'ah[1]

Saudaraku yang semoga kita selalu mendapatkan petunjuk dari Allah Shubhanahu wata'ala

seringkali kita mendengar kata bid’ah, baik dalam ceramah maupun dalam untaian hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun, tidak sedikit di antara kita belum memahami dengan jelas apa yang dimaksud dengan bid’ah. Sehingga sering salah memahami hal ini. Bahkan perkara yang sebenarnya bukan bid’ah, kadang dinyatakan bid’ah atau sebaliknya.

Saudaraku, perlu kita ketahui bersama bahwa berdasarkan kesepakatan kaum muslimin, agama Islam ini, telah sempurna sehingga tidak perlu adanya penambahan atau pengurangan dari ajaran Islam yang telah ada. 

Marilah kita renungkan hal ini pada firman Allah Ta’ala, 

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” 

(QS. Al Ma’idah [5] : 3)

Seorang ahli tafsir terkemuka –Ibnu Katsir rahimahullah– berkata tentang ayat ini, 

“Inilah  nikmat  Allah ‘azza wa jalla yang terbesar bagi umat ini. Di mana Allah telah menyempurnakan agama mereka, sehingga  mereka pun tidak lagi membutuhkan agama lain selain agama ini, juga tidak membutuhkan nabi lain selain nabi mereka Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, Allah menjadikan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai penutup para nabi, dan mengutusnya kepada kalangan jin dan manusia. 

Maka perkara yang halal, adalah yang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam halalkan, dan perkara yang haram, adalah yang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam haramkan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak.” (HR. Bukhari no. 20 dan Muslim no. 1718).

Dalam sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam ‘yang bukan ajaran kami’ mengisyaratkan bahwa setiap amal yang dilakukan hendaknya berada dalam koridor syari’at. 

Oleh karena itu, syari’atlah yang nantinya menjadi hakim, bagi setiap amalan apakah amalan tersebut diperintahkan atau dilarang. Jadi, apabila seseorang melakukan suatu amalan yang masih berada dalam koridor syari’at dan mencocokinya, amalan tersebutlah yang diterima. Sebaliknya, apabila seseorang melakukan suatu amalan keluar dari ketentuan syari’at, maka amalan tersebut tertolak. (Jami’ul Ulum wal Hikam,  hal. 77-78)

Jadi, ingatlah wahai saudaraku. Sebuah amalan dapat diterima, jika memenuhi dua syarat ini yaitu harus ikhlas dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. 

Jika salah satu dari dua syarat ini tidak ada, maka amalan tersebut tertolak.

Suatu jalan dalam agama yang dibuat-buat (tanpa ada dalil, pen) dan menyerupai syari’at (ajaran Islam), yang dimaksudkan ketika melakukan (adat tersebut) adalah sebagaimana niat ketika menjalani syari’at (yaitu untuk mendekatkan diri pada Allah). (Al I’tishom, 1/26, Asy Syamilah). 

Ringkasnya pengertian bid’ah secara istilah adalah suatu hal yang baru dalam masalah agama setelah agama tersebut sempurna

(Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Al Fairuz Abadiy dalam Basho’iru Dzawit Tamyiz, 2/231, yang dinukil dari Ilmu Ushul Bida’, hal. 26, Dar Ar Royah).

Sumber Rujukkan

[1] https://muslim.or.id/388-mengenal-seluk-beluk-bidah-1.html 



Jumat, 19 Mei 2023

Tautan Faedah

Bismillah, Untukmu yg berjiwa Hanif...

Izinkan kami berbagi, berikut untaian link berfaedah yang dapat kita renungkan bersama. Ambillah ikhibar dari apa yang dapat kita ambil hikmahnya, jika benar terimalah dan jika salah mari saling nasehat menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. semoga bermanfaat. (Silahkan klik link teks yang ingin disimak)

> Tapi inikan baik ? 

> salah paham perkara Bid'ah

> Mana Larangannya ?

> Tetaplah Istiqomah

> Bid'ah lebih disukai syaitan

> Jawaban tentang salafi dan Wahabi 

> Ketika bingung memilih ustadz

> Salafi bukanlah suatu aliran tertentu 

> Islam agama dalil

> Manhaj salaf pasti benar ?

> Inilah manhaj ku

BODOH DAN DZALIMNYA AKU

 Saudaraku....dimanapun engkau berada, dan siapun anda yang semoga diberi perlindungan oleh Allah shubhanahu wa ta'ala.  Berbuat kebodoh...