Senin, 05 Februari 2024

TETAP TAAT PADA SUAMI, WALAU SERING ADA MASALAH RUMAH TANGGA

     Pembaca yang baik, kali ini admin hadirkan sebuah sajian tanya-jawab permasalahan keluarga yang sering terjadi, termasuk pada keluarga admin sendiri (hehee). sajian Tanya Jawab ini admin dapatkan dari sumber yang admin cantumkan pada referensi yang tertulis pada bagian akhir artikel ini, selanjutnya yuk kita baca dan dipahami.

-----------------------------------

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Afwan Ustadz saya mau Tanya.
Bagaimana jika seorang istri yang sudah tidak memiliki perasaan lagi terhadap suaminya ?
Karenanya sering cekcok dan bagaimana menasehati diri sendiri dan jalan keluarnya?

شكرا

(Disampaikan oleh Fulanah, Sahabat BiAS T09 G-25)


Jawaban :

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْـمِ اللّهِ

Alhamdulillāh
Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du
Ayyuhal akhwat baarakallah fikunna.

Tetap Taat pada Suami Anda, Maka Bagimu Surga

Kebahagian hidup dan berumah tangga terletak pada (nikmat dari Allah, kemudian) genggaman tangan suami Anda. Pandai-pandailah membawa diri, sehingga suami Anda rela membentangkan kedua telapak tangannya, dan memberikan kebahagian berumah tangga kepada Anda.

Percayalah! suami Anda adalah pasangan terbaik untuk Anda.

“Bila seorang istri telah mendirikan shalat lima waktu, berpuasa bulan Ramadan, menjaga kesucian dirinya, dan taat kepada suaminya, niscaya kelak akan dikatakan kepadanya, ‘Silakan engkau masuk ke surga dari pintu mana pun yang engkau suka."
(Hr. Ahmad dan lainnya)

Tidakkah Anda mendambakan termasuk orang-orang mukminah yang mendapatkan kebebasan masuk surga dari pintu yang mana pun ?

Kunci Keberhasilan Rumah Tangga

Boleh jadi selama ini Anda bersama pasangan hidup Anda, terus berusaha mencari pola rumah tangga yang dapat mendatangkan kebahagiaan untuk Anda berdua.

Berhasil menemukannya?
Bila berhasil, maka saya ucapkan selamat berbahagia. Adapun bila belum, maka segera temukan kunci keberhasilan rumah tangga Anda pada firman Allah Ta’ala berikut :

“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi, para suami mempunyai kelebihan satu tingkat daripada istrinya.”
(QS. al-Baqarah: 228)

Hak pasangan Anda setimpal dengan kewajiban yang ia tunaikan kepada Anda. Semakin banyak Anda menuntut hak Anda, maka semakin banyak pula kewajiban taat pada suami yang harus Anda tunaikan untuknya.

Sahabat Abdullah bin ‘Abbas memberikan contoh nyata dari aplikasi ayat ini dalam rumah tangganya. Pada suatu hari, beliau berkata :
“Sesungguhnya, aku senang untuk berdandan demi istriku, sebagaimana aku pun senang bila istriku berdandan demiku, karena Allah Ta’ala telah berfirman : “Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.”Aku pun tidak ingin menuntut seluruh hakku atas istriku, karena Allah juga telah berfirman :''Akan tetapi, para suami mempunyai kelebihan satu tingkat daripada istrinya.’” (HR. Ibnu Abi Syaibah dan ath-Thabari)

Perhatikanlah dan Mari Belajar dari Kisah, Siapa yang lebih Buruk, Suami Anda atau Fir’aun ? 

Namun demikian sejelek apapun Fir’aun ternyata tidak mengahalangi istrinya yaitu Asiyah bin Muzahim menjadi wanita penghuni surga. Bahkan kisah dan ketegaran batinnya diabadikan dalam Al Qur’an : “Dan Allah membuat istri Fir’aun sebagai perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata : “Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim.”( QS. At Tahrim: 11)

Percayalah!
Kalau anda mendambakan kebahagiaan, percayalah bahwa kebahagian itu hanya Allah yang punya, bila anda beriman dengan baik, pasti anda bahagia, sebagaimana Asiyah bin Muzahim bisa tetap berbahagia walau suaminya adalah manusia paling jahat di dunia.

Selama anda mengharapkan kebahagiaan dari suami anda niscaya anda kecewa dan menderita. Namun setiap kali anda fokus menunaikan tugas dan kewajiban anda sebagai istri, sedangkan hak dan kebahagian hidup anda, hanya anda pinta kepada Allah Yang Maha Kuasa, niscaya anda bahagia, siapapun suami anda.

Pahala itu sebanding dengan beratnya ujian

bila anda berkata "Kok bisa ya, wanita sholehah dinikahi lelaki jahat seperti itu"? Ya, untuk membuktikan dan menguji kekuatan iman Asiyah binti Muzahim, karena kalau tanpa ujian, niscaya kesempurnaan iman beliau tidak terbukti. Terlebih bagi saya dan juga anda, sehingga bisa jadi anda akan bertanya : “apa hebatnya dia sehingga kita dianjurkan meneladaninya dan dia dimasukkan ke dalam surga ?”

Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

“Sesungguhnya besarnya pahala itu setimpal dengan besarnya ujian, dan sesungguhnya jika Allah Subhanahu wata’ala mencintai suatu kaum, maka Ia akan mengujinya.

Barang siapa yang ridho dengan ujian itu maka baginya keridhoan Allah, dan barang siapa yang marah/benci kepada ujian tersebut, maka baginya kemurkaan Allah”
(shahih, HR. Tirmizy)

Jadi suamimu seperti itu karena Allah sayang kepadamu, agar engkau bisa berjiwa besar, dan dapat pahala besar. 

Selamat mencoba. Tetaplah taat pada suami , semoga bahagia selalu bersamanya. Wallahu a’lam, Wabillahit taufiq.

---------------------------------------------------------

Referensi : https://bimbinganislam.com/tetap-taat-pada-suami/



Jumat, 19 Januari 2024

Aku Berubah

 Aku berubah...

Saudaraku...bila engkau menilai aku berubah, maka ingin aku jelaskan, kenapa aku berubah. 

Kini aku berjenggot, celanaku diatas mata kaki "cingkrang" (kata orang) dan Aku tidak datangi tahlilan.

Saudaraku, sebelum lebih banyak ku tulis tulisan ini, kita sepakati dahulu, bahwa apapun perbedaan kita, maka kita sepakati, akan kembali kepada Qur'an dan hadits nabi yg shahih sebagai pegangan dan pedoman hidup kita. jika engkau tidak setujui ini, maka silahkan tutup saja dan jangan baca lagi tulisan ini.

Saudaraku, aku berubah berjenggot karena itu Sunnah Rasul, aku cingkrang itu juga Sunnah Rasul, dan aku tidak datangi tahlilan (rangkaian kegiatan mengenang hari hari setelah kematian seseorang) karena tidak ada Sunnah rasul-Nya. 

Lalu, kenapa harus ada Sunnah Rasulnya? Karena Sunnah Rasul artinya perintah nabi, hal hal yg di kerjakan nabi, dan disetujui nabi. Kita juga harus menjauhi larangan Nabi.

Setiap amalan (ibadah Agama) akan tertolak, jika tidak sesuai dengan apa yg diperintahkan Rasulullah, dan dalam masalah dunia boleh dikerjakan, selama tidak ada Larangan nya dari Rasulullah shalallahu alayhi wasallam. 

Kita telah jauh berada dari waktu dan apa yg diajarkan Nabi kita, maka sangat memungkinkan terjadinya penambahan dan perubahan dalam tatanan agama yg diajarkan oleh nabi kita, sehingga terjadi amalan amalan yg tidak diajarkan dalam beribadah. 

Agama telah sempurna, dan Allah Ta'ala yg menyatakan di firman-nya Q.S Al Maidah ayat 3. Nabi kita telah menyelesaikan tugasnya, tidak ada perintah yg dapat memasukkan ke surga dan larangan yg dapat menjauhkan dari neraka, kecuali telah Nabi sampaikan kepada umatnya. Buktinya mulai dari WC hingga di tempat tidur, Nabi kita sampaikan adab adabnya.

Apapun perbedaan diantara kita, tidak akan melupakan bahwa kita bersaudara, perbedaan ini hanya pada pemahaman bahwa selama tidak ada Dalil Qur'an dan hadist shahih tentang suatu amalan itu, dan tidak dilakukan serta disetujui oleh Nabi dan para sahabatnya, maka amalan itu tidak bisa diamalkan.

Tapi jika engkau ingin bertanya "amalan yg kebanyakan dilakukan orang itu kan baik ? " Saudaraku, Baik nya itu menurut siapa, pikiran mereka dan lainnya. Jika tidak menurut Nabi, tidak kah engkau khawatir surga yg engkau idamkan, bukanlah surga menurut yg nabi tunjukkan.

Jumat, 22 Desember 2023

AYO RENUNGKAN

 Bismillah, 

  Assalamu'alaykum wa rahmatullahi wa barakatuh

Saudaraku, mari merenung sejenak berapa usiamu saat ini, telah lebih 40 tahun ? maka renungkan, rahasia dibalik umur 40 tahun , jangan merasa pintar, sudahkah engkau tahu tujuan untuk apa kita hidup? maka perhatikan kualitas amalmu, cara cerdas berbekal untuk perjalanan menuju akhirat, cara cerdas dalam beribadah, dan hal hal tersebut hanya untuk orang cerdas sebagai bekal mereka dalam ber-hijrah, dalam kehidupan didunia terutama untuk kehidupan kekal di akhirat dengan tetap menerapkan 3 cara istiqomah dalam Hijrah

Demikian, (Teks terpaut link ke video youtube silahkan diklik), Semoga bermanfaat, barakallahu fik.

Sabtu, 25 November 2023

APA ITU BID'AH ?

Mengenal seluk beluk bid'ah[1]

Saudaraku yang semoga kita selalu mendapatkan petunjuk dari Allah Shubhanahu wata'ala

seringkali kita mendengar kata bid’ah, baik dalam ceramah maupun dalam untaian hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun, tidak sedikit di antara kita belum memahami dengan jelas apa yang dimaksud dengan bid’ah. Sehingga sering salah memahami hal ini. Bahkan perkara yang sebenarnya bukan bid’ah, kadang dinyatakan bid’ah atau sebaliknya.

Saudaraku, perlu kita ketahui bersama bahwa berdasarkan kesepakatan kaum muslimin, agama Islam ini, telah sempurna sehingga tidak perlu adanya penambahan atau pengurangan dari ajaran Islam yang telah ada. 

Marilah kita renungkan hal ini pada firman Allah Ta’ala, 

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” 

(QS. Al Ma’idah [5] : 3)

Seorang ahli tafsir terkemuka –Ibnu Katsir rahimahullah– berkata tentang ayat ini, 

“Inilah  nikmat  Allah ‘azza wa jalla yang terbesar bagi umat ini. Di mana Allah telah menyempurnakan agama mereka, sehingga  mereka pun tidak lagi membutuhkan agama lain selain agama ini, juga tidak membutuhkan nabi lain selain nabi mereka Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, Allah menjadikan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai penutup para nabi, dan mengutusnya kepada kalangan jin dan manusia. 

Maka perkara yang halal, adalah yang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam halalkan, dan perkara yang haram, adalah yang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam haramkan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak.” (HR. Bukhari no. 20 dan Muslim no. 1718).

Dalam sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam ‘yang bukan ajaran kami’ mengisyaratkan bahwa setiap amal yang dilakukan hendaknya berada dalam koridor syari’at. 

Oleh karena itu, syari’atlah yang nantinya menjadi hakim, bagi setiap amalan apakah amalan tersebut diperintahkan atau dilarang. Jadi, apabila seseorang melakukan suatu amalan yang masih berada dalam koridor syari’at dan mencocokinya, amalan tersebutlah yang diterima. Sebaliknya, apabila seseorang melakukan suatu amalan keluar dari ketentuan syari’at, maka amalan tersebut tertolak. (Jami’ul Ulum wal Hikam,  hal. 77-78)

Jadi, ingatlah wahai saudaraku. Sebuah amalan dapat diterima, jika memenuhi dua syarat ini yaitu harus ikhlas dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. 

Jika salah satu dari dua syarat ini tidak ada, maka amalan tersebut tertolak.

Suatu jalan dalam agama yang dibuat-buat (tanpa ada dalil, pen) dan menyerupai syari’at (ajaran Islam), yang dimaksudkan ketika melakukan (adat tersebut) adalah sebagaimana niat ketika menjalani syari’at (yaitu untuk mendekatkan diri pada Allah). (Al I’tishom, 1/26, Asy Syamilah). 

Ringkasnya pengertian bid’ah secara istilah adalah suatu hal yang baru dalam masalah agama setelah agama tersebut sempurna

(Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Al Fairuz Abadiy dalam Basho’iru Dzawit Tamyiz, 2/231, yang dinukil dari Ilmu Ushul Bida’, hal. 26, Dar Ar Royah).

Sumber Rujukkan

[1] https://muslim.or.id/388-mengenal-seluk-beluk-bidah-1.html 



Jumat, 19 Mei 2023

Tautan Faedah

Bismillah, Untukmu yg berjiwa Hanif...

Izinkan kami berbagi, berikut untaian link berfaedah yang dapat kita renungkan bersama. Ambillah ikhibar dari apa yang dapat kita ambil hikmahnya, jika benar terimalah dan jika salah mari saling nasehat menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. semoga bermanfaat. (Silahkan klik link teks yang ingin disimak)

> Tapi inikan baik ? 

> salah paham perkara Bid'ah

> Mana Larangannya ?

> Tetaplah Istiqomah

> Bid'ah lebih disukai syaitan

> Jawaban tentang salafi dan Wahabi 

> Ketika bingung memilih ustadz

> Salafi bukanlah suatu aliran tertentu 

> Islam agama dalil

> Manhaj salaf pasti benar ?

> Inilah manhaj ku

Minggu, 27 November 2022

KETIKA BANYAK YANG MENINGGALKAN

MENGAMALKAN SUNNAH NABI KETIKA BANYAK YANG MENINGGALKAN [1]

Di akhir zaman, Islam akan kembali asing. Sampai-sampai kaum Muslimin tidak mengenal ajaran-ajaran agamanya sendiri. Mereka asing terhadap sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Sehingga sunnah Nabi banyak ditinggalkan oleh kaum Muslimin. Orang yang mengamalkan sunnah pun dianggap asing dan aneh. Maka di masa ketika itulah, orang yang istiqamah mengamalkan sunnah Nabi diuji kesabarannya. Allah Ta’ala berfirman,

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ‘Tuhan kami ialah Allah’, kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita” [QS Al-Ahqaf : 13].

Allah Ta’ala juga berfirman,

“Dan bahwasanya jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak)” [QS. Al-Jin: 16].

 Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,

“Akan datang suatu masa, orang yang bersabar berpegang pada agamanya, seperti menggenggam bara api” [HR. Tirmidzi no. 2260, disahihkan Al-Albani dalam Shahih At-Tirmidzi].

 

MEREKA YANG MEMEGANG BARA API [2]

Berpegang teguh dengan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saat ini memang amat berat, bagai mereka yang memegang bara api.

Itulah gambaran orang yang konsekuen dengan ajaran Islam saat ini, yang ingin terus menjalankan ibadah sesuai sunnah Rasul –shallallahu ‘alaihi wa sallam-, begitu sulitnya dan begitu beratnya. Kadang cacian yang mesti diterima. Kadang dikucilkan oleh masyarakat sekitar. Kadang jadi bahan omongan yang tidak enak. Sampai-sampai ada yang nyawanya dan keluarganya terancam. Demikianlah resikonya. Namun nantikan balasannya di sisi Allah yang luar biasa andai mau bersabar.

Ingatlah janji Allah,

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az Zumar: 10).

Sebagaimana disebut dalam Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim karya Ibnu Katsir, Al Auza’i menyatakan bahwa pahala mereka tak bisa ditimbang dan tak bisa ditakar. Itulah karena saking banyaknya.

----------------------------------------------------
[1] Sumber: https://muslim.or.id/67393-mengamalkan-sunnah-nabi-ketika-banyak-yang-meninggalkannya.html
[2] Sumber https://rumaysho.com/10479-mereka-yang-memegang-bara-api.html

 


SALAMAN, TAPI TAK JABAT TANGAN ?

HUKUM BERJABAT TANGAN DENGAN LAWAN JENIS [1]

Sebelumnya telah dijelaskan mengenai hukum berjabat tangan. Berjabat tangan yang dimaksud adalah antara pria dan pria, wanita dan wanita. Adapun berjabat tangan dengan lawan jenis, maka ada hukum yang berbeda antara sesama mahram dan yang bukan mahram.

Menurut jumhur (baca: mayoritas) ulama, berjabat tangan sesama mahram dibolehkan dan dihukumi sunnah (dianjurkan). Sedangkan berjabat tangan dengan yang bukan mahram, ada silang pendapat di antara para ulama, dibedakan antara berjabat tangan dengan yang sudah tidak punya rasa suka (syahwat) dan berjabat dengan yang masih muda.


Menurut Ulama Malikiyah, berjabat tangan dengan yang bukan mahram tetap tidak dibolehkan walaupun berjabat tangan dengan yang sudah sepuh dan tidak punya rasa apa-apa (tidak dengan syahwat). Mereka beralasan dengan keumuman dalil yang melarangnya.


Ulama Syafi’iyah mengharamkan berjabat tangan dengan yang bukan mahram, juga tidak mengecualikan yang sudah sepuh yang tak ada syahwat atau rasa apa-apa. Mereka pun tidak membedakannya dengan yang muda-muda. Sedangkan yang membolehkan berjabat tangan dengan non mahram yang sudah tua (yang tidak ada syahwat) adalah ulama Hanafiyah dan ulama Hambali.


Dari Ma’qil bin Yasar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang bukan mahramnya.” (HR. Thobroni dalam Mu’jam Al Kabir 20: 211. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih). Hadits ini sudah menunjukkan kerasnya ancaman perbuatan tersebut, walau hadits tersebut dipermasalahkan keshahihannya oleh ulama lainnya.



[1] Sumber https://rumaysho.com/10109-hukum-berjabat-tangan-dengan-lawan-jenis.html

TETAP TAAT PADA SUAMI, WALAU SERING ADA MASALAH RUMAH TANGGA

     Pembaca yang baik, kali ini admin hadirkan sebuah sajian tanya-jawab permasalahan keluarga yang sering terjadi, termasuk pada keluarga ...